JAKARTA ; Sejarah baru tercatat dalam industri migas nasional. PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) berhasil melakukan debut hydraulic fracturing dengan menggunakan PertaGuar, fluida khusus hasil karya anak bangsa.
Fracturing atau teknik rekahan hidrolik selama ini identik dengan teknologi impor. Namun kini, inovasi itu lahir dari tangan para perwira Pertamina Drilling yang meracik formula PertaGuar. Fluida ini berfungsi membawa proppant ke dalam rekahan batuan secara stabil dan efisien, sehingga aliran migas dari reservoir bisa meningkat signifikan.
Inovasi Energi Nasional
PertaGuar memiliki sejumlah keunggulan. Selain sepenuhnya buatan dalam negeri, formulasi presisi yang dikembangkan membuatnya efisien dan minim risiko kerusakan formasi. Kinerjanya pun teruji andal, mampu bekerja optimal pada reservoir bersuhu rendah hingga menengah.
Direktur Utama Pertamina Drilling Avep Disasmita menyebut pencapaian ini sebagai simbol kemandirian bangsa dalam teknologi energi.
“Inovasi ini menegaskan kapasitas teknis Pertamina Drilling sekaligus semangat kemandirian anak bangsa. Dengan PertaGuar, kita tidak lagi bergantung pada teknologi luar. Ini bukti nyata bahwa kita bisa mengoptimalkan potensi energi negeri dengan karya sendiri,” ujar Avep.
Perkuat Armada Fracturing
Sejalan dengan debut PertaGuar, Pertamina Drilling kini telah mengoperasikan 1 unit fracturing yang mulai beroperasi pada 1 Januari 2025. Hingga Agustus 2025, unit tersebut sudah menyelesaikan 9 sumur di wilayah kerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) untuk mendukung target lifting nasional.
Tak berhenti di situ, Pertamina Drilling juga tengah menyiapkan tambahan 1 unit fracturing baru yang akan datang pada 2026. Dengan demikian, perusahaan akan memiliki total 2 unit fracturing, memperkuat kapasitas layanan dan kesiapan operasional untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.
Kontribusi bagi Produksi Migas Nasional
Saat ini, Pertamina Drilling mengoperasikan lebih dari 50 rig aktif yang tersebar di berbagai wilayah kerja Pertamina. Dengan dukungan armada tersebut, perusahaan menargetkan dapat melaksanakan hingga 1.000 sumur per tahun, baik untuk pengeboran maupun layanan pendukung seperti workover dan well services.
Teknologi fracturing yang menggunakan PertaGuar diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi migas nasional. Berdasarkan estimasi internal, implementasi fracturing dengan fluida ini bisa meningkatkan produksi hingga 10–20 persen pada sumur-sumur yang potensinya menurun, sehingga memperkuat peran Jawa, Sumatera, dan Kalimantan sebagai sentra energi strategis Indonesia.
Bagi Pertamina Drilling, keberhasilan ini bukan sekadar inovasi teknis, melainkan juga langkah strategis untuk memperkokoh ketahanan energi nasional. Di tengah tantangan global, PertaGuar menjadi jawaban bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam teknologi energi yang kritis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar