![]() |
Pimpinan DPRD Siak Indra Gunawan dan Laiskar Jaya |
JOGJAKARTA, reportase24.com— Panggung budaya jalanan terbesar tahun ini, Indonesian Street Performance (ISP) JKPI 2025, resmi digelar meriah di sepanjang Jalan Malioboro, Jogjakarta, pada Rabu malam (6/8). Ribuan warga dan wisatawan dari berbagai daerah, termasuk mancanegara, tumpah ruah menyaksikan kemegahan parade tari Nusantara yang berlangsung mulai pukul 19.00 hingga 22.00 WIB.
Parade ini merupakan bagian dari rangkaian acara tahunan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), sebuah forum nasional yang mempertemukan kabupaten/kota anggota JKPI untuk memamerkan kekayaan seni, budaya, dan sejarah masing-masing daerah. Jogjakarta, yang dikenal sebagai kota budaya, menjadi tuan rumah penuh pesona pada perhelatan tahun ini.
Suasana Jalan Malioboro disulap menjadi panggung terbuka yang semarak dengan gemerlap lampu dan atraksi budaya dari seluruh pelosok Nusantara. Parade ini menampilkan kolaborasi seniman dari berbagai kota anggota JKPI, menandai kuatnya semangat gotong royong dan persatuan dalam bingkai keberagaman budaya Indonesia.
Kabupaten Siak turut ambil bagian dalam parade budaya ini. Hadir dalam rombongan, Wakil Bupati Siak, Ketua DPRD Siak dan Wakil Ketua 1 dan 2 DPRD Siak. Indra Gunawan bersama jajaran mengenakan blazer hitam tenun khas Siak bermotif tumpuk manggis dan tanjak Melayu, menambah warna pada panggung budaya malam itu.
“Ini kesempatan emas bagi daerah-daerah anggota JKPI untuk memperkenalkan wajah kebudayaannya. Kabupaten Siak sendiri hadir dengan pusaka wastra, kriya, hingga pusaka kesatria yang kami tampilkan dalam bentuk pertunjukan tari dan atribut budaya khas Melayu,” ujar Indra Gunawan.
Kabupaten Siak mengusung tema "Warisan Tuah Sultanah Latifah", mengangkat sosok Tengku Agung Sultanah Latifah seorang tokoh perempuan bersejarah yang dikenal mendirikan sekolah untuk rakyat dan memperjuangkan pendidikan di masanya. Pagelaran ini juga menampilkan purwarupa Cermin Ajaib dari kristal ikon utama Istana Siak dan miniatur istana megah tersebut sebagai bagian dari pertunjukan visual.
Indra Gunawan menambahkan, perhelatan ini membuktikan bahwa warisan budaya Indonesia sangat kaya dan indah. “Ini simbol harmonisasi, dialog antarbudaya, dan semangat gotong royong yang diramu dalam satu panggung penuh warna dari Jogja untuk Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya peran aktif pemerintah daerah dalam pengembangan potensi pariwisata dan budaya. “Jogja dan Bali adalah contoh daerah yang sukses menjaga warisan budaya dan menjadikannya sebagai daya tarik wisata. Siak punya potensi yang sama Istana Siak, Danau Zamrud, Naga Sakti, hingga kearifan lokal Melayu bisa kita angkat bersama,” jelasnya.
Namun, ia menyayangkan ketidakhadiran Kepala Dinas Pariwisata Siak dalam pagelaran budaya ini. “Ini seharusnya menjadi pelajaran berharga dan referensi langsung bagaimana kebudayaan bisa menjadi pengungkit pariwisata. Ke depan, kami berharap Dinas Pariwisata bisa lebih aktif terlibat,” tutupnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar