![]() |
Photo:Istimewa/kegiatan terkait di Kabupaten Badung-Bali |
BADUNG, BALI — Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan pariwisata dan persampahan, Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Siak bersama Dinas Pariwisata serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Siak melakukan studi tiru ke Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Kegiatan ini dilaksanakan di Daerah Tujuan Wisata (DTW) Sangeh, yang dikenal sebagai kawasan konservasi alam dan pariwisata unggulan di Bali.
Rombongan diterima langsung oleh jajaran Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, DLHK Badung, serta Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung. Fokus utama studi tiru ini adalah pengembangan destinasi wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), serta pengelolaan kawasan strategis pariwisata yang berkelanjutan.
DTW Sangeh menjadi salah satu objek utama yang dikunjungi karena memiliki kesamaan karakteristik dengan Taman Hutan Kota Arwinas di Kabupaten Siak. Dengan luas mencapai 13,9 hektar, DTW Sangeh dikelola secara profesional, memadukan pelestarian flora-fauna dengan daya tarik wisata berbasis konservasi.
Kepala Desa Sangeh menjelaskan bahwa pengelolaan pariwisata dilakukan secara terintegrasi, termasuk sistem retribusi wisata yang telah terhubung secara digital dengan Badan Keuangan Daerah Kabupaten Badung. Dana desa yang dikelola mencapai Rp22 miliar per tahun, sebagian besar berasal dari PAD sektor pariwisata.
Selain itu, generasi muda dan masyarakat setempat juga dilibatkan aktif dalam program desa wisata dan desa kreatif, dengan menerapkan konsep SELARAS (Semangat, Lestari, Aktif, Ramah, Santun). Konsep ini menjadi bagian dari strategi pemulihan pariwisata pascapandemi dan menjaga kelestarian budaya serta alam.
Dinas Pariwisata Kabupaten Badung menyampaikan bahwa strategi mereka mencakup identifikasi potensi destinasi, penentuan target pasar, penyusunan rencana strategis pengembangan, peningkatan kualitas layanan, serta penguatan branding destinasi wisata. Tujuan utamanya adalah menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing, khususnya dalam pengembangan agrowisata dan desa wisata.
"Studi tiru ini diharapkan mampu memberi inspirasi dalam pengelolaan destinasi wisata unggulan di Kabupaten Siak seperti Danau Naga Sakti di Kampung Dosan Kecamatan Pusako dan Danau Zamrud (Taman Nasional Zamrud). Selain itu untuk Optimalisasi potensi lokal dengan pendekatan profesional dan berkelanjutan menjadi salah satu sasaran utama kunjungan ini, " Ucap Ketua DPRD Siak Indra Gunawan yang mengikuti kegiatan tersebut (1/8/2025)
Indra juga menambahkan bahwa di bidang lingkungan hidup, rombongan juga mempelajari sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Badung yang dinilai berhasil menerapkan pendekatan berbasis teknologi, partisipatif, dan ramah lingkungan. DLHK Badung menerapkan strategi 3R (reduce, reuse, recycle) dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R di berbagai wilayah, serta mengembangkan program Bank Sampah.
"Berbagai inovasi lain juga diterapkan seperti program BATIK (Badung Anti Sampah Plastik) dan GOTIK (Gojek Sampah Plastik) yang bertujuan menekan penggunaan plastik sekali pakai dan mendorong pemilahan sampah dari rumah tangga," pungkas Indra.
Kepala DLHK Kabupaten Siak, Amin Soimin, yang ikut pada studi tersebut menyatakan kekagumannya terhadap sistem yang diterapkan di Badung.
“Budaya bersih harus dimulai dari kesadaran individu. Pengelolaan sampah seharusnya bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya. (1/8)
Ia menambahkan bahwa upaya studi tiru ini menjadi momen penting untuk menerapkan sistem zero waste to landfill di Siak, di mana sampah tidak lagi berakhir di tempat pemrosesan akhir, melainkan dikelola secara mandiri dan berkelanjutan sejak dari sumbernya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak, Tekad Perbatas, juga mengapresiasi pembelajaran dari Kabupaten Badung. Ia berharap pengelolaan pariwisata berbasis konservasi dan agrowisata seperti di DTW Sangeh dapat diterapkan di destinasi lokal Siak, termasuk Taman Hutan Arwinas dan Danau Zamrud, yang merupakan bagian dari cagar biosfer dunia.
“Ini bukan pekerjaan mudah, tapi dengan komitmen bersama, saya yakin potensi wisata dan lingkungan di Siak dapat dikembangkan secara profesional dan memberikan kontribusi nyata terhadap PAD nantinya,” ujar Tekad.
Studi tiru ini menjadi langkah awal dalam merumuskan strategi pengelolaan pariwisata dan lingkungan yang lebih baik di Kabupaten Siak, sekaligus mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar